Laman

Minggu, 24 April 2011

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat (philoshopia). Dari filsafat lahir tiga cabang ilmu pengetahuan yaitu :
·         Ilmu-ilmu alam ( natural science), meliputi : fisika, kimia, biologi.
·         Ilmu-ilmu sosial ( social science), meliputi : sejarah, politik, ekonomi.
·         Ilmu-ilmu budaya (humanities), meliputi : bahasa, agama, kesenian.
Dinamakan ilmu sosial karena karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. Objek ilmu sosial adalah manusia, dan untuk membedakan antara ilmu-ilmu sosial adalah pusat perhatiannya (focus of interest), contohnya ilmu ekonomi yang menjadi pusat yang dipelajarinya adalah usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materilnya dari bahan-bahan yang terbatas ketersediaanya, sedangkan ilmu politik pusat perhatiannya mengenai kekuasaan manusia.
Ilmu budaya adalah suatu llmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk berbudaya (homohumanus), dan masalah-masalah yang menyertainya yaitu humanities yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Materi ilmu budaya dari bahan pengetahuan humaniora seperti filsafat, teleologia, ilmu hukum, sejarah, bahasa, kesusastraan, dan seni. Humaniora mengajarkan bahan ajaran yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia lebih manusiawi. Humaniora adalah seperangkat sikap, perilaku, moral manusia terhadap sesamanya.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003, fungsi dari pendidikan nasional adalah “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Tujuan dari pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman  dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajuan bangsa sebagai suatu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multi makna, suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Tanggung jawab pendidikan masa depan tidak hanya meneruskan nilai-nilai, mentransfer iptek semata, tetapi juga melahirkan warga negara berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan, namun juga mempersiapkan tenaga kerja profesional, kompetitif, produktif dalam konteks kehidupan yang dinamis. Serta mengubah sistem berfikir, sikap hidup dan perilakuberkarya individu maupun kelompok dalam rangka mem prakarsai perubahan sosial dan mendorong perubahan ke arah kemajuan adil dan bebas.
Untuk mengantisipasi dampak negatif kemajuan iptek dan lajunya arus globalisasi yang cepat, perlu menyadari untuk segera membekli peserta didik dengan kemampuan dasar diantaranya nilai-nilai kemandirian. Secara filosofis kemampuan tersebutberupa kemampuan dalam memahami, memaknai, dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada dirinya baik secara individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara maupun sebagai bagian dari alam. Abad 20 di Amerika dan Eropa, berkesimpulan bahwa sistem pendidikan modern yang sekuler telah menghasilkan para saintis dan teknkrat yang handal tetapi tidak melahirkan para lulusan yang memiliki integritas kepribadian yang matang, contohnya para pejabat yang korupsi.
Laporan lima puluh tahunan dari Nation Society for the study of education tahun 1958, program study general education di Amerika, dilator belakangi oleh empat hal yaitu :
1.      Sebagai reaksi masyarakat terhadap spesialisasi keilmuan yang berlebihan, dimana para spesialis telah mendewakan hasil-hasil temuannya yang menakjubkan, sementara mereka lupa pada nilai-nilai esensial kemanusiaannya.
2.      Sebagai reaksi terhadap kepincangan penguasaan minat-minat khusus dengan perolehan peradaban yang lebih luas.
3.      Sebagai reaksi terhadap pengkotak-kotakan kurikulum dan pecahnya pengalaman belajar siswa.
4.      Sebagai rekasi terhadap formalism dalam pendidikan liberal.


Konsep Pendidikan Umum (General Education)
      Pendidikan yang berkenaan dengan perkembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya. Program pendidikan yang membina dan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa dan mahasiswa. Pendidikan umum merupakan pendidikan yang komperhensif, yaitu mendidik kepala, hati, dan tangan (sasaran yang disentuh : rasio, rasa, dan tingkah laku ).
      Philip H. Phenix (1963:8), merumuskan tujuan pendidikan umum, dalam bahasa Indonesia yaitu “manusia yang memiliki kemampuan dalam menggunakan kata-kata, simbol, isyarat, dapat menerima informasi faktual, dapat melakukan dan mengapresiasi objek-objek seni, memiliki kemampuan dan disiplin hidup dalam hubungan dengan dirinya maupun orang lain, cakap dalam mengambil keputusan yang bijaksana, dapat mempertimbangkan antara yang benar dan yang salah serta memiliki pandangan yang integral.
Yang melatarbelakangi lahirnya general education adalah reksi terhadap kecenderungan masyarakat modern yang mendewakan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan , akibatnya yaitu pendidikan yang mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal teraabaikan. Menurut Philip H. Phenix (1964:6) ada enam pola makna esensial bagi segenap mahasiswa, yaitu :
·         Makna symbolycs, yaitu kemampuan berbahasa dan berhitung.
·         Makna empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris.
·         Makna estethics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam.
·         Makna ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk.
·         Makna synoetics, yaitu kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah.
·         Makna synoptic, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat.
Bagaimana pendidikan umum di Indonesia. Pendidikan umum yang ada di Amerika telah dikolaborasi oleh para ahli pendidikan di Indonesia menjadi mata kuliah yang dulu disebut MKDU. MKDU sekarang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : MPK (mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang meliputi : Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewiraan Nasional) dan kelompok mata kuliah MBB (mata kuliah berkehidupan bermasyarakat yang meliputi mata kuliah ISD, IBD, dan IAD) dan IBD dan ISD melebur menjadi mata kuliah ISBD.
Pemetaan aspek pembelajaran dalam kelompok mata kuliah MPK,MKK (Keahlian dan Keilmuan), MKB (Keahlian Berkarya), MPB (Perilaku Berkarya), MBB (Berkehidupan Bermasyarakat), MPK (Mata kuliah Pengembangan Kepribadian), Penghayatan Nilai dan Kepribadian merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Agama, ISBD, Pancasila).
Visi, Misi, dan Kompetensi Kelompok Mata Kuliah MBB (Berkehidupan Bermasyarakat).
Visi
1.      Menjadi sumber nilai, moral, estetika, etika, dan panduan bagi penyelenggaraan pendidikan dan mengantarkan mahasiswa mengembangkan kemampuan pemahaman serta penguasaan tentang :
2.      Keanekaragaman, kesederjatan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial di dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpedoman kepada kebudayaan melalui pranata pendidikan.
3.      Tanggung jawab manusia terhadap sumber daya alam dan lingkungannya dalam berkehidupa bermasyarakat baik nasional maupun global, yang membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.
Misi
Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu, makhluk sosial yang beradab, bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungannya.
Kompetensi
·         Agar mahasiswa menguasai kemampuan berfikir rasional, berwawasan luas, berjiwa besar sebagai manusia intelektual beradab dan bermartabat yang bertanggung jawab terhadap :
·         Terwujudnya estetika, etika, dan moral atau nilai-nilai budaya bagi keteraturan, kebersamaan dan kesejahteraan hidup bermasyarakat
·         Terpeliharanya sumber daya alam dan lingkungannya.
Ilmu Sosial Budaya Dasar
ISBD sebagai integrasi ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial kemanusiaan dan budaya, selanjutnya mahasiswa peka, tanggap, kriris serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif (pembangunan karakter manusia).
ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan dan budaya sekaliguspula memberi dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasarilmu sosial yang terintegrasi.
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.
Pengertian ISBD
            ISBD adalah salah satu mata kuliah umum termasuk pada kelompok mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB). ISBD merupakan mata kuiah dasar mengenai pengembangan kepribadian dan wawasan sosial budaya mahasiswa dalam menanggapi dan memecahkan masalah sosial budaya dan kemasyarakatan yang timbul pada masyarakat.
Fungsi ISBD
Memberikan pengetahuan dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahaiswa pada lingkungannya menjadi lebih besar. 
Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.

Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif ada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhada sumber daya dan lingkungannya.
Kompetensi ISBD
Menjadi ILmuan dan profesional yang berfikir kritis, kreatif, sistemik, dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis, serta memiliki apresiasi , kepekaan dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban, serta ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya secara arif.
Tujuan ISBD
1.      Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakatan.
2.      Menumbuhkan sikap kritis, pekadan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
3.      Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikan pengetahuan akademik dan keahliannya.
4.      Makhluk sosial yang beradab dalam mempraktekan pengetahuan akademik dan keahliannya.
Ada 4 landasan mengapa MBB-ISBD perlu diajarkan di perguruan tinggi umum yaitu :
1.      Landasan Historis
§         Nenek moyang kita orang beragama, terbukti dengan peningglan sejarahnya.
§         Memiliki warisan budaya dan peradaban tinggi.
§         Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, cinta damai, toleran, dan bergotong-royong.
2.      Landasan Filosofis
  • Bangsa Indonesia memiliki falsafah.
  • Hidup Pancasila.
  • Ketuhanan Yang Maha Esa
  • Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
  • Persatuan Indonesia
  • Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
  • Keailan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
3.      Landasan Yuridis Formal
1.      UUD 1945 Pasal 30,31
2.      UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
3.      Kep Mendiknas No 232/U/2000 dan No 045/U/2002 tentang kurikulum inti
4.      Kep Dirjen Dikti . No 30/DIKTI/Kep/2003 tentang Rambu-rambu pelaksanaan MPK di Perguruan Tinggi
5.      Surat Edaran Dirjen Dikti : No 1058/D/T/2003 tentang Pelaksanaan Keputusan Dirjen Dikti No 30
6.      Kep Dirjen Dikti : No 29/DIKTI/Kep/2004 tentang Pengangkatan Tim Pembina Kel MPK dan MBB
4.      Landasan Pedagogis
§         Tujuan Pendidikan yaitu Mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya diperlukan suatu proses secara terencana terus menerus dan berkesinambungan (proses pendidikan)
§         Kehidupan berbangsa dan bernegara dan bermasyarakat perlu adanya pewarisan pengetahuan, nilai religi, dan sosial budaya
§         Dalam pergaulan global perlu mempertahankan jati diri sebagai bangsa yang beragama, berdaulat, dan bermartabat.
Latar Belakang  dijarkannya ISBD
            Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggimemiliki kemampuan :
·         Personal : dimana para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehngga mampu menunjukan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
·         Akademis : kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahan.
·         Profesional : kemampuan dalam bidang profesi, tenaga ahli yang bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar