Laman

Senin, 25 April 2011

MANUSIA DAN CINTA KASIH

Cinta kasih bersumber pada ungkapan perasaan yang di dukung oleh unsur karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang menimbulkan tanggung jawab. Dalam cinta kasih tersimpul pula rasa kasih sayang dan kemesraan, serta belas kasihan dan pengabdian. Cinta kasih yang disertai dengan tanggung jawab akan menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara sesame manusia, antara manusia dengan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhan.
Apabila dirumuskan secara sederhana, cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang di ungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya akibat yang baik, ositif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
Menurut kamus Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminta, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang atau sangat tertarik hatinya. sedangkan kasih artinya perasaan sayang atau cinta atau sangat menaruh belas kasihan. dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan Kasih merupakan pengungkapn untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.

Perbedaan antara cinta dengan nafsu:
Cinta bersifat manusiawi, cinta bersifat rokhaniah. Sedangkan nafsu bersifat jasmaniah, cinta menunjukkan perilaku memberi.Dan nafsu cenderung menuntut.
Cinta yang dikemukakan oleh Dr. Saelito W Sarwono memiliki 3 unsur:

1.keterikatan
2.keintiman
3.kemesraan

Keterikatan
=> Perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, dan tidak mau pergi dengan orang lain, kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia.
Keintiman=>Adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.

Kemesraan
=>Adanya rasa ingin membelai/dibelai, rasa kangen bila jauh/lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.

Cinta memiliki 3 tingkatan:
1.Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah swt, Rasulullah, berjihad di jalan Allah.
2.Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami.
3.Cinta terendh adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta&tempat tinggal.

Dalam kasih sayang sadar/tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut untuk tanggung jawab,pengorbanan, kejujuran, saling percaya, dan saling terbuka, sehingga keduanya merupakankesatuan yang bulat dan utuh. Kemesraan adalah hubungan yang akrab baik pria atau wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.

Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. hal ini adalah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai makna kehidupan yang sebenarnya. Pemujaan itu merupakan bentuk komunikasi manusia dengan Tuhannya. Hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan agar ditunjukkan jalan yang benar, dll.

Belas kasihan 
=> orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. masalahnya sanggupkah dia menggugah potensi belas kasihannya itu. Dalam esai on love ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak terkandung unsur pamrih. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas. Cara menumpahkan belas kasihan tergantung kepada situasi dan kondisi.

Mengapa bisa terjadi dehumanisasi???
•contoh: akibat love hilang, unsur cinta (tanggung jawab) (wanita hamil) berakibat pada membunuh.
Karena: selimut cinta, agama, norma, moral dan nilai terlepas.

B.Macam-macam Cinta Kasih

Adanya beberapa macam cinta kasih, yaitu sebagai berikut :
1.Cinta kasih antar orang tua dan anak. Orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik dan berguna di kemudian hari.
2.Cinta kasih antara pria dan wanita. Seseorang pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntai mawar merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
3.Cinta kasih antara sesama manusia. Apabila seorang sahabat berkunjung kerumah kawannya yang sedang sakit dan membawa obat kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang sakit itu.
4.Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya. Apabila seseorang menciptakan taman Yang indah, memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, mananami tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.
5.Cinta kadih antara manusia dan Tuhan. Apabila seseorang taat beribadah, menuruti perintah Tuhan, dan menjauhi larangan-Nya, berarti orang itu mempunyai cinta kasih kepada Tuhan penciptanya.
Demikianlah, berbagai contoh perilaku manusia yang melukiskan cinta kasih sebagai kebutuhan kodrati manusia.

C.Ungkapan Cinta Kasih
Cinta kasih adalah ungkapan perasaan yang di wujudkan dengan tingkah laku, seperti dengan kata-kata, tukisan, gerak, atau dengan media lainnya. Ungkapan dengan kata-kata atau pernyataan, misalnya ungkapan “Aku cinta padamu”. Ungkapan dengan tulisan, misalnya surat cinta, atau surat dari seorang puteri kepada ibunya. Ungkapan dengan gerak, misalnya salaman, ciuman, pelukan dan rangkulan. Ungkapan dengan media, misalnya misalnya setangkai bunga, benda souvenir, dank ado. Ungkapan-ungkapan ini selain dengan bentuk nyata, juga dalam bentuk karya budaya, misalnya seni suara, seni sastra, seni drama, film, dan seni lukis.
Orang yang mempunyai peerasaan cinta kasih, hidupnya penuh gairah, banyak inisiatif, dan penuh kreatif. Bagi seniman, perilaku cinta kasih dituangkan dalam bentuk karya budaya sehingga dapat dinikmati pula oleh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat memetik nilai-nilai kemanusiaan yang terungkap melalui karya budaya itu.

Minggu, 24 April 2011

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat (philoshopia). Dari filsafat lahir tiga cabang ilmu pengetahuan yaitu :
·         Ilmu-ilmu alam ( natural science), meliputi : fisika, kimia, biologi.
·         Ilmu-ilmu sosial ( social science), meliputi : sejarah, politik, ekonomi.
·         Ilmu-ilmu budaya (humanities), meliputi : bahasa, agama, kesenian.
Dinamakan ilmu sosial karena karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. Objek ilmu sosial adalah manusia, dan untuk membedakan antara ilmu-ilmu sosial adalah pusat perhatiannya (focus of interest), contohnya ilmu ekonomi yang menjadi pusat yang dipelajarinya adalah usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materilnya dari bahan-bahan yang terbatas ketersediaanya, sedangkan ilmu politik pusat perhatiannya mengenai kekuasaan manusia.
Ilmu budaya adalah suatu llmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk berbudaya (homohumanus), dan masalah-masalah yang menyertainya yaitu humanities yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Materi ilmu budaya dari bahan pengetahuan humaniora seperti filsafat, teleologia, ilmu hukum, sejarah, bahasa, kesusastraan, dan seni. Humaniora mengajarkan bahan ajaran yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia lebih manusiawi. Humaniora adalah seperangkat sikap, perilaku, moral manusia terhadap sesamanya.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003, fungsi dari pendidikan nasional adalah “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Tujuan dari pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman  dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajuan bangsa sebagai suatu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multi makna, suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Tanggung jawab pendidikan masa depan tidak hanya meneruskan nilai-nilai, mentransfer iptek semata, tetapi juga melahirkan warga negara berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan, namun juga mempersiapkan tenaga kerja profesional, kompetitif, produktif dalam konteks kehidupan yang dinamis. Serta mengubah sistem berfikir, sikap hidup dan perilakuberkarya individu maupun kelompok dalam rangka mem prakarsai perubahan sosial dan mendorong perubahan ke arah kemajuan adil dan bebas.
Untuk mengantisipasi dampak negatif kemajuan iptek dan lajunya arus globalisasi yang cepat, perlu menyadari untuk segera membekli peserta didik dengan kemampuan dasar diantaranya nilai-nilai kemandirian. Secara filosofis kemampuan tersebutberupa kemampuan dalam memahami, memaknai, dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada dirinya baik secara individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara maupun sebagai bagian dari alam. Abad 20 di Amerika dan Eropa, berkesimpulan bahwa sistem pendidikan modern yang sekuler telah menghasilkan para saintis dan teknkrat yang handal tetapi tidak melahirkan para lulusan yang memiliki integritas kepribadian yang matang, contohnya para pejabat yang korupsi.
Laporan lima puluh tahunan dari Nation Society for the study of education tahun 1958, program study general education di Amerika, dilator belakangi oleh empat hal yaitu :
1.      Sebagai reaksi masyarakat terhadap spesialisasi keilmuan yang berlebihan, dimana para spesialis telah mendewakan hasil-hasil temuannya yang menakjubkan, sementara mereka lupa pada nilai-nilai esensial kemanusiaannya.
2.      Sebagai reaksi terhadap kepincangan penguasaan minat-minat khusus dengan perolehan peradaban yang lebih luas.
3.      Sebagai reaksi terhadap pengkotak-kotakan kurikulum dan pecahnya pengalaman belajar siswa.
4.      Sebagai rekasi terhadap formalism dalam pendidikan liberal.


Konsep Pendidikan Umum (General Education)
      Pendidikan yang berkenaan dengan perkembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya. Program pendidikan yang membina dan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa dan mahasiswa. Pendidikan umum merupakan pendidikan yang komperhensif, yaitu mendidik kepala, hati, dan tangan (sasaran yang disentuh : rasio, rasa, dan tingkah laku ).
      Philip H. Phenix (1963:8), merumuskan tujuan pendidikan umum, dalam bahasa Indonesia yaitu “manusia yang memiliki kemampuan dalam menggunakan kata-kata, simbol, isyarat, dapat menerima informasi faktual, dapat melakukan dan mengapresiasi objek-objek seni, memiliki kemampuan dan disiplin hidup dalam hubungan dengan dirinya maupun orang lain, cakap dalam mengambil keputusan yang bijaksana, dapat mempertimbangkan antara yang benar dan yang salah serta memiliki pandangan yang integral.
Yang melatarbelakangi lahirnya general education adalah reksi terhadap kecenderungan masyarakat modern yang mendewakan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan , akibatnya yaitu pendidikan yang mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal teraabaikan. Menurut Philip H. Phenix (1964:6) ada enam pola makna esensial bagi segenap mahasiswa, yaitu :
·         Makna symbolycs, yaitu kemampuan berbahasa dan berhitung.
·         Makna empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris.
·         Makna estethics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam.
·         Makna ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk.
·         Makna synoetics, yaitu kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah.
·         Makna synoptic, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat.
Bagaimana pendidikan umum di Indonesia. Pendidikan umum yang ada di Amerika telah dikolaborasi oleh para ahli pendidikan di Indonesia menjadi mata kuliah yang dulu disebut MKDU. MKDU sekarang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : MPK (mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang meliputi : Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewiraan Nasional) dan kelompok mata kuliah MBB (mata kuliah berkehidupan bermasyarakat yang meliputi mata kuliah ISD, IBD, dan IAD) dan IBD dan ISD melebur menjadi mata kuliah ISBD.
Pemetaan aspek pembelajaran dalam kelompok mata kuliah MPK,MKK (Keahlian dan Keilmuan), MKB (Keahlian Berkarya), MPB (Perilaku Berkarya), MBB (Berkehidupan Bermasyarakat), MPK (Mata kuliah Pengembangan Kepribadian), Penghayatan Nilai dan Kepribadian merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Agama, ISBD, Pancasila).
Visi, Misi, dan Kompetensi Kelompok Mata Kuliah MBB (Berkehidupan Bermasyarakat).
Visi
1.      Menjadi sumber nilai, moral, estetika, etika, dan panduan bagi penyelenggaraan pendidikan dan mengantarkan mahasiswa mengembangkan kemampuan pemahaman serta penguasaan tentang :
2.      Keanekaragaman, kesederjatan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial di dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpedoman kepada kebudayaan melalui pranata pendidikan.
3.      Tanggung jawab manusia terhadap sumber daya alam dan lingkungannya dalam berkehidupa bermasyarakat baik nasional maupun global, yang membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.
Misi
Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu, makhluk sosial yang beradab, bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungannya.
Kompetensi
·         Agar mahasiswa menguasai kemampuan berfikir rasional, berwawasan luas, berjiwa besar sebagai manusia intelektual beradab dan bermartabat yang bertanggung jawab terhadap :
·         Terwujudnya estetika, etika, dan moral atau nilai-nilai budaya bagi keteraturan, kebersamaan dan kesejahteraan hidup bermasyarakat
·         Terpeliharanya sumber daya alam dan lingkungannya.
Ilmu Sosial Budaya Dasar
ISBD sebagai integrasi ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial kemanusiaan dan budaya, selanjutnya mahasiswa peka, tanggap, kriris serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif (pembangunan karakter manusia).
ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan dan budaya sekaliguspula memberi dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasarilmu sosial yang terintegrasi.
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.
Pengertian ISBD
            ISBD adalah salah satu mata kuliah umum termasuk pada kelompok mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB). ISBD merupakan mata kuiah dasar mengenai pengembangan kepribadian dan wawasan sosial budaya mahasiswa dalam menanggapi dan memecahkan masalah sosial budaya dan kemasyarakatan yang timbul pada masyarakat.
Fungsi ISBD
Memberikan pengetahuan dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahaiswa pada lingkungannya menjadi lebih besar. 
Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.

Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif ada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhada sumber daya dan lingkungannya.
Kompetensi ISBD
Menjadi ILmuan dan profesional yang berfikir kritis, kreatif, sistemik, dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis, serta memiliki apresiasi , kepekaan dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban, serta ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya secara arif.
Tujuan ISBD
1.      Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakatan.
2.      Menumbuhkan sikap kritis, pekadan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
3.      Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikan pengetahuan akademik dan keahliannya.
4.      Makhluk sosial yang beradab dalam mempraktekan pengetahuan akademik dan keahliannya.
Ada 4 landasan mengapa MBB-ISBD perlu diajarkan di perguruan tinggi umum yaitu :
1.      Landasan Historis
§         Nenek moyang kita orang beragama, terbukti dengan peningglan sejarahnya.
§         Memiliki warisan budaya dan peradaban tinggi.
§         Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, cinta damai, toleran, dan bergotong-royong.
2.      Landasan Filosofis
  • Bangsa Indonesia memiliki falsafah.
  • Hidup Pancasila.
  • Ketuhanan Yang Maha Esa
  • Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
  • Persatuan Indonesia
  • Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
  • Keailan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
3.      Landasan Yuridis Formal
1.      UUD 1945 Pasal 30,31
2.      UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
3.      Kep Mendiknas No 232/U/2000 dan No 045/U/2002 tentang kurikulum inti
4.      Kep Dirjen Dikti . No 30/DIKTI/Kep/2003 tentang Rambu-rambu pelaksanaan MPK di Perguruan Tinggi
5.      Surat Edaran Dirjen Dikti : No 1058/D/T/2003 tentang Pelaksanaan Keputusan Dirjen Dikti No 30
6.      Kep Dirjen Dikti : No 29/DIKTI/Kep/2004 tentang Pengangkatan Tim Pembina Kel MPK dan MBB
4.      Landasan Pedagogis
§         Tujuan Pendidikan yaitu Mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya diperlukan suatu proses secara terencana terus menerus dan berkesinambungan (proses pendidikan)
§         Kehidupan berbangsa dan bernegara dan bermasyarakat perlu adanya pewarisan pengetahuan, nilai religi, dan sosial budaya
§         Dalam pergaulan global perlu mempertahankan jati diri sebagai bangsa yang beragama, berdaulat, dan bermartabat.
Latar Belakang  dijarkannya ISBD
            Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggimemiliki kemampuan :
·         Personal : dimana para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehngga mampu menunjukan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
·         Akademis : kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahan.
·         Profesional : kemampuan dalam bidang profesi, tenaga ahli yang bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU-SOSIAL-POLITIK

Manusia Sebagai Makhluk Individu
            Individu berasal dari kata in devided. Dalam bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi Individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan.Manusia sebagai mahluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,unsure fisik dan psikis,unsur raga dan jiwa.
Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsure-unsur tersebut menyatu pada dirinya.
Jika unsure tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.
Dalam diri individu ada unsure jasmani dan rohaninya,atau ada unsur fisik dan psikisnya,atau unsure raga dan jiwanya.
Seseorang individu adalah perpaduan antara factor fenotip dan genotip.Factor genotip adalah factor yang dibawa individu sejak lahir,ia merupakan factor keturunan,dibawa individu sejak lahir.
Kalau seseorang individu memiliki cirri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir,ia juga memiliki cirri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh factor lingkungan(factor fenotip)
Factor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
Freud dengan teori psikoianalisanya memandang manusia sebagai homo volens,yakni mahluk yang perilakunya dikendalikan oleh alam bawah sadarnya.
Menurut teori ini perilaku manusia merupakan hasil interaksi dari tiga pilar kepribadian yaitu id,eg dan super ego,yakni komponen biologis,psikologis dan social,atau komponen hewani,intelek dan moral.
Menurut ilmu kognitip,manusia disebut homo sapiens,mahluk yang berfikir. Teori kognitip dilanjutkan oleh teori Humanisme. Psikologi Humanistik memandang manusia sebagai eksistensi yang positip dan menentukan.
Manusia adalah mahluk yang unik,memiliki cinta,kreatifitas,nilai dan makna serta pertumbuhan pribadi.
Oleh karena itu teori humanisme menyebut manusia sebagai homo tudens yakni manusia yang mengerti makna kehidupan. 
            Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
            Manusia lahir sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi atau tidak terpisahkan antara jiwa dan raga. Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik tidak berbeda dengan makhluk hewani. Namun secara rohani ia sangat berbeda dengan makhluk hewani apapun.
            Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang  khas dengan corak kepribadiannya termasuk kemampuan kecakapannya. Setiap manusia memiliki perbedaan, hal itu dikarenakan manusia memiliki karakteristik sendiri, ia memiliki sifat, watak, keinginan, dan cita-cita yang berbeda satu sama lainnya.


Personality (Kepribadian) 
            Poal kelakuan diantaranya : mencari makan, menghindari bahaya, berlidung, dan masa birahi, pola kelakuan manusia dan hewan bereda, manusia tidak hanya ditentukan oleh sistem organik biologik saja, tetapi akal dan jiwa juga, sedangkan hewan hanya ditentukan oleh sistem organik biologik saja.
Apakah personality (Kepribadian) itu ?
Kepribadian adalah susunan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu, atau ciri-ciri atak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khas.
            Unsur-unsur kepribadian yaitu :
1.      Pengetahuan
Pengetahuan yaitu segala sesuatu yang kita ketahui sebagai hasil penggunaan panca indera ( unsur-unsur akal yang mengisi alam jiwa ).

·         Persepsi
Dalam lingkungan manusia yang diterima oleh pancaindera : getar eter (cahaya, warna), akuistik, bau, rasa, tekanan mekanikal, diolah menjadi susunan yang dipancarkan dan diproyeksikan menjadi penggambaran  tentang lingkungan tadi (seluruh proses akal manusia yang sadar).
·         Apersepsi
Penggambaran oleh manusia berbeda dengan foto, manusia terfokus pada bagian-bagian khusus (mata, telinga), diolah  oleh akal fakir, digabung dengan penggambaran lama lalu diproyeksikan sebagai penggambaran baru dengan pengertian baru.
·         Pengamatan
Suatu persepsi saat diproyeksikan berfokus pada hal yang menarik (lebih terpusat atau lebih intensif), pada bagian-bagian khusus tadi (pemusatan akal yang lebih intensif).
·         Konsep
Menggabung, membandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari suatu penggambaran lain yang sejenis. Dengan proses akal, kemampuan manusia untuk membentuk suatu penggambaran yang abstrak yang dalam kenyataannya belum ada (penggambaran abstrak).
·         Fantasi
Dalam pengamatan, ada penggambaran yang ditambah-tambahkan, dibesarkan, dikurangi, dikecilkan pada bagian-bagian tertentu, ada pula digabungkan dengan penggambaran lain menjadi penggambaran yang lain dalam kenyataannya tidak ada penggambaran yang tidak realistik.
Segala unsure-unsur pengetahuan tadi seringkali hilang dalam kesadaran manusia akibat larut dan terpecah-pecah yang disebabkan akal sadar individu tidak lagi menyusun dan menatanya.
2.      Perasaan
Persepsi-persepsi dapat menimbulkan dalam kesadaran manusia perasaan positif dan negatif, diakibatkan dari adanya unsur penilaian yang menjadikan positif atau negatif, contoh : coca-cola dan bangkai.
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif.
3.      Drive (Dorongan)
Dorongan ada beberapa diantaranya : dorongan untuk mempertahankan hidup, sex, mencari makan, berinteraksi, meniru, berbakti, keindahan.


Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri, dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lainnya, menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan, yaitu :
a.       Manusia tunduk pada aturan, norma sosial
b.      Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
c.       Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d.      Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia
e.       Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian
Manusa sebagai makhluk sosial memiliki dorongan yaitu dorongan untuk berinteraksi sosial, dorongan untuk saling membutuhkan, dorongan untuk belajar.
Peranaan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial adalah :
Sebagai makhluk individu manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia, dalam berbagai kelompok sosial ini, manusia membutuhkan norma-norma pengaturannya dalam dimensi sosial muncul kewajiban dasar manusia. Kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
Terdapat norma-norma sosial sebagai patokan untuk bertingkah laku bagi manusia, yaitu :
§         Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Alloh SWT yang diperuntukan bagi umat-Nya. Norma agama berisi perintah agar dipatuhi dan larangan agar dijauhi umat beragama.
§         Norma kesusilaan atau moral, yaitu norma yang bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan. Norma moral bertujuan agar manusia berbuat baik secara moral. Orang yang berkelakuan baik adalah orang yang bermoral, sedangkan yang berkelakuan buruk adalah tidak bermoral atau amoral.
§         Norma kesopanan atau adapt, yaitu norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Norma ini dimaksudkan untuk menciptakan keharmonisan hubungan antar sesama.
§         Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi (Negara) yang pemberlakuannya dapat dipaksakan . Norma hukum berisi perintah dan larangan.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi-implikasi yaitu :
1.      Kesadaran akan ketidakberdayaan manusia bila seorang diri
2.      Kesadaran untuk senantiasa dan harus brinteraksi dengan orang lain
3.      Penghargaan akan hak-hak orang lain
4.      Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku
Kesadarannya sebagai makhluk sosial, menjadikan manusia melakukan peran- peran sebagai berikut :
1.      Melakukan interaksi dengan manusia lain atau berlelompok
2.      Membentuk kelompok-kelompok sosial
3.      Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok


Manusia sebagai makhluk Politik
      Sebagai makhluk politik manusia selalu membutuhkan orang lain dan memiliki strategi dalam mempertahankan kehidupannya, sehingga kehidupannya dengan masyarakat dan organisasi sosial merupakan sebuah keharusan. Alloh SWT telah memberikan watak agresif yang alami bagi setiap makhluk.
      Manusia diberi kemampuan berfikir, dengan akalnya manusia bisa mempertahankan hidupnya. Maka dari itu, timbulah suatu cara agar manusia dapat memenuhi keinginannya dan bisa bersaing mengalahkan orang lain yang dinamakan dengan politik.
      Dengan politik manusia bisa merencanakan dan menyusun strategi dalam bertindak, karena manusia tidak lepas dari yang namanya politik, maka dari itu manusia dinamakan sebagai makhluk politik.
      Ciri manusia sebagai makhluk politik dapat kita lihat bahwa dalam kehidupan manusia selalu ditandai dengan adanya penentuan atas pilihan-pilihan dalam menjalani hidupnya. Dalam kehidupan tak jarang manusia memiliki suatu keinginan (cita-cita) yang sama. Untuk mewujudkan kenginan tersebut, maka manusia memainkan perannya sebagai makhluk yang memilih (makhluk politik) untuk menentukan bagaimana cara untuk merealisasikan keinginan tersebut.