Laman

Jumat, 20 Mei 2011

MANUSIA DAN PERMASALAHANNYA


A. Masalah Sosial

Menurut Soerjono masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.

Sebuah masalah dikatakan ebagai masalah sosial apabila bersangkutan dengan hubungan antar manusia dan mengganggu keutuhan masyarakat. Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, yakni antara lain :

1. Faktor ekonomi : kemiskinan, pengangguran.

2. Faktor biologis : penyakit.

3. Faktor psikologis : syaraf, bunuh diri.

4. Faktor kebudayaan : perceraian, kejahatan.

Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan masalah sosial atau bukan, sosiologi menggunakan beberapapokok permasalahan, yakni sebagai berikut :

1. Kriteria utama suatu masalah sosial yaitu tidak adanya kesesuaian antar ukuran dan nilai sosial dengan kenyataan serta tindakan sosial.

2. Sumber-sumber masalah sosial.

3. Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah sosial atau bukan.

4. Manifest social problem dan latent social problem.

5. Perhatian masyarakat pada masalah sosial.

Blumer (1971) dan Thomson (1988) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan bersama.

Jadi yang memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan masalah sosial atau bukan, adalah masyarakat yang kemudian disosialisasikan melalui suatu entitas. Dan itngkat keparahan masalah sosial yang terjadi dapat diukur dengan membandingkan antara sesuatu yang ideal dengan realitas yang terjadi (Coleman dan Cresey, 1987).

Untuk memudahkan mengamati masalah-masalah sosial, Stark (1975) membagi masalah sosial menjadi tiga macam yaitu :

1) Konflik dan kesenjangan

2) Perilaku menyimpang

3) Perkembangan manusia.

Salah atu penyebab utama timbulnya masalah sosial adalah pemenuhan akan kebutuhan hidup (Etzioni, 1976). Artinya jika seorang anggota masyarakat gagal memenuhi kebutuhan maka ia akan cenderung melakukan tindakan kejahatan dan kekerasan. Jika hal ini berlangsung lebih massif maka akan menyebabkan dampak yang sangat merusak seperti kerusuhan sosial. Hal ini juga didukung oleh pendapatnya Merton dan Nisbet (1971) bahwa masalah sosial sebagai sesuatu yang bukan kebetulan tetapi berakat pada satu atau lebih kebutuhan masyarakat yang terabaikan.

Masalah sosial laten (latent social problem) merupakan masalah sosial yang sebenarnya sudah ada, walaupun belum meluas, namun oleh sekelompok masyarakat ditutup-tutupi dan dianggap tidak ada.

Masalah sosial manifes ( manifes social problem) merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya pada umumnya tidak menyukai tindakan-tindakan menyimpang, sehingga berupaya untuk menghadapi dan mengatasi masalah sosial tersebut. Jadi masalah sosial manifest merupakan masalah sosial yang sudah ada dan terjadi.

Ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat pada umumnya sama yaitu misalnya :

1. Kemiskinan

2. Kejahatan

3. Disorganisasi keluarga

4. Masalah generasi muda dalam masyarakat modern

5. Peperangan

6. Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat :

a. Pelacuran

b. Delinkuensi anak-anak

c. Alkoholisme

d. Homoseksualitas

7. Masalah kependudukan

8. Masalah lingkungan hidup



B. Stratifikasi Sosial

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokkan para anggota masyarakat secara vertical (bertingkat).

Menurut Piritim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratifycation” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan cirri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.

Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.

Ukuran atau criteria yang menonjol atau dominan sebagi dasar pembentukkan palepisan sosial adalah ebagai berikut :

1. Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, apakah tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain dalam bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

2. Kekuasaan dan wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersnagkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

3. Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berperilaku dan berbudi luhur.

4. Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang misalnya, dokter, insinyur, doktorandus ataupun gelar professional seperti professor. Namun sering timbul akibat-akibat negative dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijasah palsu dan seterusnya.

Mobilitas kekuasaan merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam stratifikasi sosial. Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertical dan horizontal. Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua sifat yaitu, stratifikasi terbuka dan tratifikasi tertutup. Pada stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya mobilitas sosial cukup besar, sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial sangat kecil.



C. Personality (kepribadian)

Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa inggris “personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologis berasal dari bahasa latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus).

Kepribadian sebagai “Personality is a social stimus value”. Artinya personality itu merupakan perangsang bagi orang lain.

Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek atau fungsi, yaitu :

1. Aspek kognitif (pengetahuan)

2. Aspek afektif

3. Aspek motorik.

Menurut pendapat Koentjaraningrat personality adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakna dari tiap-tiap individu atau ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya auatu identitas sebagai individu yang khas.

Yang menjadi unsur-unsur dari kepribadian adalah :

1. Pengetahuan. Berupa :

a. Persepsi

b. Apersepsi

c. Pengamatan

d. Konsep

e. Fantasi

2. Perasaan

3. Drive (dorongan), berupa :

a. Dorongan untuk mempertahankan hidup

b. Sex

c. Mencari makan

d. Berinteraksi

e. Meniru

f. Berbakti

g. Keindahan.



D. Modernisasi, Globalisasi dan Universalisme

Pada dasarnya setiap masyarakat menginginkan perubahan dari keadaan tertentu kea rah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih maju dan makmur. Keinginan akan adanya perubahan itu adalah awal dari suatu proes modernisasi. Beberapa pengertian modernisasi dari beberapa pakar. Menurut Wilbert E. Moore modernisasi adalah suatu tranformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti tehnologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi diri Negara barat yang stabil. Dalam kehidupan modern tercermin : alam pikiran rasional, ekonomis, efektif, efisien menuju kehidupan yang makin produktif.

Globalisasi adalah suatu proses dimana antara individu, antar kelompok, dan antar Negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara.Globalisasi dalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi yang lain sehingga batas-batas suatu Negara menjadi semakin sempit.

Peningkatan interaksi melalui perkembangan media masa (terutama televisi, film, musik dan transmisi berita olah raga internasional). Saat ini kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mngenai hal-hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literature, dan makanan. Meningkatnya masalah bersama misalnya, pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa adalah satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar